Friday, January 29, 2010

Penanggulangan Rabies di Bali Mengecewakan

Penanggulangan Rabies di Bali Mengecewakan
DENPASAR, KOMPAS.com - Penanggulangan rabies di Pulau Bali mengecewakan. Biaya yang dikeluarkan semakin besar namun tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh di lapangan.Tiga hal yang dikritisi sejumlah pihak adalah cakupan vaksinasi terhadap populasi anjing, penggunaan vaksin dengan daya tahan pendek yang harus diulang pemberiannya empat kali setahun, dan program eliminasi terhadap hewan pembawa virus rabies, khususnya anjing.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan sejumlah ahli rabies yang digelar oleh Ikatan Alumni Universitas Udayana, di Denpasar, Bali, Rabu (27/1/2010). Selain dari Indonesia, ahli-ahli penyakit hewan dari Australia, China, dan Amerika Serikat hadir dalam pertemuan yang didahului dengan lokakarya tertutup selama dua hari sejak Senin lalu itu.
Peneliti dari Australia Center for International Agricultural Research (ACIAR), Helen Scott-Orr, mengungkapkan sejak virus rabies diketahui ada di Bali pada kuartal keempat tahun 2008-akhir tahun lalu, total dana yang sudah dikeluarkan mencapai Rp 22,2 miliar oleh sejumlah pihak, yakni Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemkot/Pemkab di Bali, serta bantuan, termasuk dari ACIAR dan organisasi kesehatan PBB (WHO). Namun, seiring itu serangan rabies di Bali terus meluas.
Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, ada saja yang sukses meskipun yang harus masih berjuang menanggulanginya masih ada juga. "Hanya saja di Bali kita melihat, biaya yang dikeluarkan terus saja bertambah, namun penyakit ini terus saja menyebar ke daerah-daerah yang sebelumnya masih bebas rabies," kata Helen.
Tingginya jumlah gigitan anjing dari populasi anjing mencapai 420.000 ekor di Bali telah nyata-nyata mempersulit sekaligus membengkaknya biaya penanganan. Hingga Desember tahun lalu tercatat terjadi 16.680 kasus gigitan anjing terhadap manusia, lebih banyak dari k asus serupa tingkat nasional yang rata-rata 16.000 kasus per tahunnya. Gubernur Bali Made Mangku Pastika pernah secara terang-terangan mengaku Pemprov Bali masih berutang Rp 7 miliar untuk pengadaan vaksin antirabies.
Rabies kini telah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Pulau Dewata dan mengakibatkan sedikitnya 30 orang tewas. Saat ini hanya Kabupaten Klungkung dan Jembrana yang letaknya paling barat di pulau itu yang masih berstatus bebas rabies.
Akhir tahun lalu, serangan rabies menghebat di Karangasem, kabupaten di ujung timur yang perekonomian penduduknya paling kecil di Bali. Sejak ditemukan pertama pada Juli-Desember tahun lalu tercatat terdapat 1.748 kasus gigitan anjing, empat di antaranya tewas di kabupaten itu.




Related Articles



0 comments:

Post a Comment

Terima kasih, komentar anda sangat berarti bagi Blogputrasekarbali. Isi pendapat anda tentang blog ini di Testimoni.

Link Sahabat Putrasekarbali

BANNER SAHABAT

Buat Sobat yang mau pasang Banner di sini, silahkan tinggalkan alamat banner anda di buku tamu atau di kolom komentar blog ini, buat yang sudah pasang bannernya disini, terimakasih dan salam persahabatan dari Putrasekarbali


PUTRASEKARBALI © Putrasekarbali Melajah Ngae blog, pang sing orahange blog, nu masi blog